Stuart Little 2 (SL2) mungkin tak akan pernah diproduksi jika sekuel sebelumnya gagal. Dari hasil pemasaran global, Stuart Little (SL) berhasil mengeruk keuntungan US$ 298 juta. Jumlah tersebut cukup fantastis untuk ukuran film animasi. Apalagi tokohnya cuma seekor tikus putih mungil yang bertingkah seperti manusia. Tetapi Columbia tentu memproduksi SL2 setelah mencermati sukses sekuel sebelumnya.
Fiksi SL diadaptasi dari buku bacaan anak-anak dengan judul yang sama karya almarhum Elwyn Brooks White. Penulis New York itu memang banyak menulis buku kumpulan puisi dan nonfiksi anak-anak. Beberapa buku White cukup terkenal, antara lain Stuart Little (1945), Charlotte's Web (1958) dan the Trumpet of the Swan (1970). White bahkan pernah mendapat penghargaan Pulitzer.
Cerita SL2 masih mengisahkan keluarga Little yang bahagia. Pasangan Frederick Little (Hugh Laurie) dan Eleanor (Geena Davis) tinggal di kota New York, bersama anaknya George (Jonathan Lipnicki) dan bayi mungil Marta (Anna Hoelck). Mereka juga ditemani Stuart (pengisi suara Michael J Fox). Sekalipun cuma seekor tikus, Stuart sudah dianggap sebagai anak. Jadi kedudukannya lebih terhormat daripada Snowbell (pengisi suara Nathan Lane), si kucing Persia pemalas yang disayang keluarga Little.
Stuart adalah tikus cerdas yang bertingkah seperti manusia. Sarapan semeja, tidur berpiyama di ranjang empuk, serta belajar di sekolah umum seperti manusia biasa. Sekalipun tingginya cuma dalam hitungan sentimeter, Stuart diikutsertakan dalam tim sepakbola sekolah seperti murid-murid yang lain. Tetapi semua tingkah Stuart tidak usah dicerna secara logika manusia. Setiap adegan dianggap masuk akal, termasuk unsur sentimental keibuan tokoh Eleanor yang selalu was-was jika Stuart sampai terluka.
Jika pada cerita SL George pernah tak punya teman, kali ini justru tokoh Stuart yang terlihat kesepian. Dulu Stuart memang dipungut dari panti asuhan untuk menemani George, si anak semata wayang. Setelah sekian lama, George dan Stuart akhirnya dapat saling akrab. Tetapi awalnya, hubungan mereka sempat terganggu karena secara fisik Stuart cuma seekor tikus. Di pihak lain, Stuart pun merasa rendah diri.
Kali ini, perasaan kesepian Stuart juga muncul karena rasa rendah diri. George yang sudah bersekolah mempunyai banyak teman dan sahabat. Salah satunya Will (Marc J Jeffries). Setiap kali Will bermain ke rumah, George pasti mengabaikan Stuart. Akibatnya, Stuart merasa tersisih. Sekalipun sangat dimanja oleh orangtua, Stuart sebenarnya tetap butuh perhatian dan sahabat.
Harapan Stuart terwujud. Sepulang sekolah, Stuart berkenalan dengan seekor burung kenari mungil. Burung betina bernama Margalo (pengisi suara Melanie Griffith) itu ditolongnya dari kejaran Falcon (James Woods), si elang jahat. Sayap Margalo ternyata terluka. Stuart lalu mengajak Margalo yang tunawisma untuk tinggal sementara bersama keluarga Little. Tuan Frederick Little dan istrinya yang baik hati ternyata tak keberatan dengan usul tersebut.
Hubungan Stuart dengan Margalo kian dekat. Setelah lama bersahabat, anak tikus itu lalu jatuh hati padanya. Bahkan Stuart sempat enggan berangkat ke sekolah, karena ingin menemani Margalo di rumah. Kenari cantik itu membuatnya selalu ingin dekat. Dimabuk cinta buta, Stuart rela melakukan apa pun untuk Margalo.
Ibarat air susu dibalas dengan air tuba. Kebaikan keluarga Little justru dimanfaatkan Margalo. Burung mungil itu ternyata diperalat Falcon untuk mencuri cincin berlian Ny Eleanor.
Bersamaan dengan peristiwa kehilangan itu, Margalo pun lenyap. Tidak satu pun menduga, burung itulah yang mencuri cincin Ny Eleanor.
Kepergian Margalo membuat Stuart cemas. Tikus kecil itu lalu membujuk si montok Snowbell untuk ikut mencarinya. Dari Monty, si kucing garong yang cerewet, mereka dapat menduga tempat Margalo disekap. Cerita selanjutnya, penonton bakal disuguhkan aksi heroik Stuart menyelamatkan Margalo. Tekad Stuart sudah bulat, sekalipun mesti berhadapan dengan Falcon, si elang jahat.
Sebuah kisah tentang persahabatan antara Stuart dan Margalo. Persahabatan telah teruji saat mereka mempunyai musuh yang sama yaitu yang bernama Falcon. Dengan bantuan Stuart, Margalo diceritakan terbebas dari cengkraman Falcon, si elang besar yang selama itu mengatur kehidupan Margalo. Margalo adalah burung kecil, yang diperbudak oleh Falcon untuk mencuri. Stuart sendiri adalah korban Margalo yang kemudian malah membuka kesadaran Margalo bahwa ia salah. Tapi buat Margalo tidak gampang untuk lepas dari cengkeraman Falcon. Untunglah Stuart datang membantu, dan membebaskan selamanya dari Falcon.
Tibalah saat bagi Margalo untuk berpisah dengan Stuart. Biar bagaimana pun Stuart hanya tikus kecil, sedang ia adalah burung, yang kodratnya adalah terbang mengangkasa. Kegelisahan Margalo adalah bahwa ia tidak pernah terbang jauh. Margalo bilang bahwa ia belum pernah terbang bebas. Apakah ia mampu atau tidak… sedang impian setiap burung adalah bisa terbang ke selatan selama musim semi.
Saat itu Stuart memberi motivasi kepada Margalo, “Margalo, engkau besar, sebesar perasaanmu…”
Efektif! Keberanian Margalo muncul. Maka mulailah Margalo mengepakkan sayapnya, memulai perjalanan panjangnya bergabung dengan burung-burung lain yang terbang ke selatan.
* * *
Tanpa sadar, kita seringkali kehilangan kepercayaan diri lantaran kita berpikir pada ketidakmampuan dan kekurangan. Dan ini mempengaruhi perasaan yang akhirnya mempengaruhi juga gerakan dan pikiran. Kita merasa bodoh, maka bisa jadi kita bodoh beneran. Kita merasa miskin, miskin beneran. Merasa kalah, beneran. Kita percaya bahwa kita sukses, maka 75 % kesuksesan sudah di tangan. Kita percaya kita kecil, maka kecillah kita. Percaya kita besar, maka peluang untuk besar lebih besar buat kita.
Disadari atau tidak sebenarnya kita sendirilah yang telah membatasi diri. Sebenarnya kita mampu melakukan sesuatu tapi kita membatasi diri dengan mengatakan bahwa kita tidak mampu.
Oleh karena itu, jangan meremehkan sesuatu sebelum anda mencobanya atau takut gagal melakukan sesuatu sebelum anda mencobanya. Terlalu memandang remeh dan terlalu takut gagal adalah dua mata pedang yang bisa memupuskan semangat hidup anda untuk berkembang. Untuk bisa meraih kesuksesan, anda harus berani bertindak. Gagal sekali, coba lagi, gagal lagi, coba lagi, hingga anda bisa melakukannya.
Kembali pada film LS2, Stuart mampu membangkitkan dan meyakinkan sahabatnya dengan kata-kata pujian. Nah, kepercayaan diri muncul diawali dengan pujian sahabatnya mencapai hal-hal kecil prestasi yang dibuatnya. Kata-kata pujian mesti kita berikan pada pada orang yang membutuhkannya, tak terkecuali pada diri kita sendiri juga ketika sahabat-sahabat kita maupun kita sendiri l memiliki kemampuan baru atau usaha lebih dalam mencapai prestasi, sekalipun itu hanya keberhasilannya tak seberapa. Karena hal itu bakal memupuk perasaan mampu dan percaya diri sudah mulai muncul.
Saya pernah membaca sebuah rubrik konsultasi pengembangan diri, isinya adalah ada seorang yang mengaku dirinya termasuk orang yang tidak percaya diri. Ia pemalu terkadang malah malu-maluin padahal dia sudah termasuk dewasa. Ia sudah bekerja di perusahaan swasta, menjabat sebagai sebagai Procurement dan sering bertemu banyak orang. Karena ia tidak percaya diri ia sering gagap kalau bicara dengan orang, kata-kata yang ia keluarkan sering tidak jelas, dan plin-plan tidak berani mengambil keputusan. Ia selalu takut salah dan di salahkan. Lantas, yang menjadi pertanyaannya bagaimana mana agar ia membuat percaya diri dan menjadi seorang lelaki yang tegas kuat dan berwibawa.
Sungguh, rasa percaya diri, kata Mario Teguh, bukanlah sesuatu untuk dimiliki. Rasa percaya diri adalah sesuatu untuk dilakukan. Syaratnya adalah melakukan. Orang yang melakukan sesuatu akan lebih mudah merasa percaya kepada kemampuan dirinya, dari pada mereka yang hanya membayangkan kerja keras. Melakukan adalah isi dari kehidupan kita, itu sebabnya hidup yang diisi dengan melakukan banyak hal akan menjadi hidup yang penuh dengan rasa percaya diri, melangkah dari satu terobosan ke terobosan berikutnya. Dan karenanya, hidup seperti itu seolah olah menjadi lebih berhak bagi lebih banyak keberhasilan. Jadi, berfokuslah pada KEKUATAN, bukan pada KELEMAHAN.
Bila kita sulit menghilangkan kelemahan, maka pastikan bahwa sebanyak mungkin upaya kita dalam membangun kehidupan ini adalah kesibukan untuk mendayagunakan kekuatan. Betul apa yang dikatakan Mario, “Setiap detik yang kita gunakan untuk meng-aktif-kan kekuatan adalah detik yang sama untuk me-non-aktif-kan kelemahan.”
Perubahan rasa percaya diri; dengan citra diri yang berubah, individu akan mengalami perubahan harga diri, yang menyebabkan pula perubahan pada rasa percaya dirinya. Ia menjadi tidak percaya lagi pada kemampuan dan potensi dirinya, yang sebetulnya tidak berubah bila orang lain menilainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar