Tahukah anda bahwa perawi Hadis dari kaum perempuan jumlahnya lumayan banyak. Hal ini membuktikan bahwa pada masa Nabi dan sahabat peran perempuan telah ada. Hanya saja mayoritas umat Islam entah dulu maupun sekarang dangkal dalam memahami ajaran agamanya, bahkan karena kesalahan dalam menafsirkan teks-teks keagamaan (Quraisy Shihab, 1993: hlm. 4). Mayoritas dari kaum muslim hanya tahu Aisyah RA. saja sebagai periwayat. Padahal masih banyak lagi tentu saja dibanding perempuan lain, Aisyah memang yang paling ulung dan banyak meriwayatkan hadis. Para ulama memasukkannya ke dalam empat besar perawi hadis terbanyak di samping Abu Hurairah, Abdullah bin Umar dan jabir bin Abdullah.
Sebenarnya sangatlah wajar jika banyak kaum perempuan yang berperan pada masa periwayatan Hadis, karena Islam memberikan hak-hak yang baru yang tadinya tidak ada sebelum datangnya Islam. Kita lihat Alquran, banyak ayat baik secara harfiyah maupun nilai atau semangatnya membawa perbaikan yang sangat besar terhadap status perempuan Arabia sebelum Islam. Penerbit Islam Barat saja mengakui hal itu, Marcel A. Boisard, misalnya, kenyataan bahwa Islam berbicara kepada laki-laki dan perempuan dan memperlakukan mereka “hampir sama”. Lebih dari itu hak-hak perempuan telah dilindungi, baik secara yuridis maupun hukum, hak milik pribadi, dan hak waris (Marcel A. Boisard, 1980: 50).
Selain hal di atas ada fenomena menarik bahwa dalam konteks keluarga, Nabi dekat dengan kaum perempuan, seperti para istri dan anak-anaknya. Buah hati laki-laki yang lahir dari istri Nabi, yakni Qasim, Thayyib, Thahir, dan Ibrahim, semua meninggal pada masa anak-anak. Oleh karena itu, yang perempuanlah yakni Zainab, Ruqoyyah, Ummu Kultsum, dan Fatimah, yang berkesempatan mendampingi sang ayah dalam tugas kenabian. Takdir Allah itu seolah ikut mengesahkan/menguatkan kepedulian Islam terhadap nasib perempuan yang semula disia-siakan oleh masyarakat (Fatimah Utsman dan A. Hasan Asy’ari Ulama’i, 200:24). Tentu saja, para istri Nabi juga sangat berperan dalam hal ini. Dan bahkan di luar keluarga Nabi juga, ada beberapa perempuan yang ikut berjuang bersama Nabi. Di antaranya, Rufaidah yang ikut perang untuk merawat para sahabat yang terluka. Selain itu, Ummu Sulaim, istri Abu Thalhah yang sahabat Anshar, terkenal dermawan, cerdas dan tidak pemalu dalam hal positif, serta sibuk dalam perang Uhud, Hunain dan Khaibar. Dan masih banyak lagi.
Dalam sejarah periwayatan Hadis tidak bisa dilupakan peranan kaum perempuan. Mereka mempunyai peran strategis dalam hal ini. Tentu saja, perawi perempuan di sini adalah para perawi di tingkat sahabat. Hampir semua keluarga Nabi seperti para istri Nabi, putri Nabi, mertua Nabi, bibi Nabi, sepupu Nabi, saudara ipar perempuan Nabi, dan para abdi dalem (maulah) Nabi pernah meriwayatkan Hadis.
Dibawah ini saya hendak paparkan para perawi dari istri-istri Nabi beserta para perawi yang meriwayatkan darinya.
1. Juwairiyah binti al-Haris bin Abi Dhirar, dia banyak meriwayatkan Hadis dari Rasulullah. Adapun di antara perawi yang meriwayatkan darinya yaitu:
- Abdullah bin Abbas
- Ubaid bin al-Sabbaq
- Yahya bin Malik
2. Hafshah binti Umar al-Khattab. Selain dari Rasul ia banyak meriwayatkan Hadis dari Umar bin al-Khattab. Sementara perawi yang meriwayatkan darinya antara lain:
- Abu Bakar bin Sulaiman
- Aslam Maula Umar
- Hamzah bin Abdullah
3. Ramlah binti Abi Shafiyah Shakir bin Harb Umayyah. Ia banyak meriwayatkan hadis dari Zainab binti Jahsy. Tapi tentu saja meriwayatkan langsung dari Rasul sendiri. Di antara perawi yang meriwayatkan darinya yaitu:
- Abu Sufyan bin Sa’id bin al-Mughirah
- Anas bin Malik
- Habibah binti ‘Ubaid
- Dll.
4. Zainab binti jahsy. Saudari dari Abu Ahmad bin Jahsy dan ibunya dari Umaimah binti Abdul Muthalib, bibi Rasul SAW. Ia meriwayatkan Hadis langsung dari Rasulullah. Sementara perawi yang meriwayatkan:
- Ramlah binti Abi Sufyan
- Zainab binti Abi Salamah
- Kultsum bin al-Musthaliq
5. Saudah binti Zama’ah. Ia meriwayatkan Hadis dari Nabi, dan perowi yang meriwayatkan darinya adalah Abdullah bin Abbas dan Yahya bin Abdullah bin Abdur Rahman.
6. Shofiyyah binti Huyya bin Akhthab. Ia meriwayatkan Hadis dari Nabi, dan rowi yang meriwayatkan darinya: Ali bin Al-Husain bin Ali bin Abi Thalib.
7. Aisyah binti Abi Bakar al-Shiddiq. Ia paling banyak meriwayatkan Hadis dari Rasulullah dan juga perowi lainnya, seperti: Judamah binti Wahib, Hamzah bin Amr bin Umair, Umar bin Khattab, dan lain-lain. Sedang para perowi yang meriwayatkan darinya antara lain:
- Abu Hafshah Maula Aisyah
- Ummu bakr
- Sananah binti yazid
- Dan lain-lain.
8. Maimunah binti al-Harits. Ia banyak meriwayatkan Hadis langsung dari Nabi, perawi yang meriwayatkan darinya yaitu: Ibrahim bin Abdillah, Ummu Manbuz bin Abi Sulaiman, Sulaiman bin Yasir, dll.
9. Hindun binti Umayyah. Selain langsung dari Rasul, ia banyak meriwayatkan Hadis dari Abdullah bin Abdul Asad dan Fathimah binti Rasulullah. Adapun rowi-rowi yang meriwayatkan darinya antara lain:
- Aminah Walidah Muhammad bin Zaid bin al-Muhajir
- Ibrahim bin Abdur Rahman bin Abdillah
- Sulaiman bin Yasar
Selain para istru Nabi, para putri Nabi pun turut berperan dalam periwayatan Hadis. Di antaranya:
1. Zainab binti Abi Salamah bin Abdul Asad. Ia adalah putri kandung dari Umu Salamah istri Nabi. Ia banyak meriwayatkan Hadis dari: Habibah binti Abdullah bin Jahsy, Aisyah binti Abi Bakr, Hindun binti Abi Umayyah. Dll.
2. Fatimah binti Rasulullah Saw. Fatimah meriwayatkan hadis langsung dari Nabi dan perawi-perawi yang meriwayatkan dari dirinya, seperti; Anas bin Malik, Hasan bin Ali bin Abi Thalib, Walidah Abdul Hamid, dan lain-lainnya.
Sedang dari mertua Nabi yang berperan dalam periwayatan Hadis, yaitu:
1. Zainab binti Amir bin Uwaimir. Ia adalah istri Abu Bakar dan ibu dari Aisyah. Ia meriwayatkan Hadis langsung dari Nabi, dan perawi yang meriwayatkan darinya yaitu Masruq bin al Ajda bin Malik bin Umayyah.
2. Qutailah Imra’ah min Juhariyah. Tapi sayang tidak ada data yang menyebutkan dari istri Nabi yang mana yang menjadi ibunya. Ia meriwayatkan Hadis dari Nabi dan rawi yang meriwayatkan darinya adalah Abdullah bin Yasar.
Adapun perawi wanita dari kalangan bibi nabi hanya satu yaitu Salma binti Qais bin Amr. Ia adalah bibi dari Jalur Bapak (Abdullah). Ia meriwayatkan Hadis dari Nabi sedang yang meriwayatkan darinya adalah Ya’qub bin Abi Ya’qub.
Ada juga perowi perempuan dari saudara perempuan sepupu (putri-putri dari paman Nabi) antara lain:
1. Dhada’ah binti al Zubair bin Abdul Muthalib. Ia adalah putri paman Nabi dan istri dari al-Miqdad bin Amr. Ia meriwayatkan Hadis dari al-Miqdad bin Amr bin Tsa’labah bin Malik, sementara rawi yang meriwayatkan darinya antara lain:
- Ibn Umm al Hakam
- al-Fadl bin al-Hasan bin amr
- Karimah binti al-miqdad bin al-aswad
- Dan lain-lain.
2. Fatimah binti Abi Thalib. Ia adalah saudara perempuan dari Ali bin Abi Thalib, meriwayatkan Hadisnya langsung dari Nabi. Sementara rawi yang meriwayatkan darinya antara lain: Sadzam, Ju’dah, Abdur Rahman bin Abi Laili Yasar, Harun ibn Umm Hani, dan lain-lainnya.
Sedang dari saudara ipar perempuan Nabi juga putri dari saudara ipar perempuan Nabi antara lain:
1. Asma binti Abi Bakr al-Shiddiq. Ia adalah istri dari Zubair bin al-Awwam, saudara kandung Abdullah bin Abi Bakr. Selain kepada Rasul, ia banyak meriwayatkan dari Umm Abdullah dan Aisyah. Sedang rawi yang meriwayatkan darinya yaitu: Abu Bakr bin Abdullah, Shafiyyah binti Syaibah, Unturah bin Abdur Rahman, dan lain-lainnya.
2. Asma binti Umais. Ia adalah saudara perempuan dari Maimunah binti al Harits, istri Rasul SAW. Ia meriwayatkan Hadis dari Nabi, sementara rawi yang meriwayatkan darinya antara lain: Zaid bin Athiyyah, Abdullah bin Ja’far bin Abi Thalib, Utbah bin Abdullah, dan lain-lainnya.
3. Umaimah binti Ruqayyah. Ia adalah saudara perempuan Khadijah binti Khuwailid istri Nabi. Ia banyak meriwayatkan Hadis dari Nabi dan istri-istrinya, sedang yang meriwayatkan darinya adalah Hukamah binti Umaimah dan Muhammad bin al Munkabar.
4. Hamnah binti Jahsy. Ia adalah saudara perempuan Zainab binti Jahsy istri Rasul SAW. Ia meriwayatkan Hadis dari Nabi, sementara rawi yang meriwayatkan darinya antara lain: Aisyah binti Abi Bakr, Imran bin Thalhah, Amrah binti Abdur Rahman, dan lain-lainnya.
5. Lubabah binti al-Harits bin Hazn. Ia merupakan saudara Maimunah binti al Harits istri Nabi. Ia meriwayatkan Hadis dari Nabi, sementara rawi yang meriwayatkan Abdullah bin Abbas, Umair bin Abdullah, dan lain-lainnya.
Keluarga dekat Nabi lainnya adalah abdi dalem Nabi, yaitu:
1. Umm Ayyasy Maulah Ruqoyyah. Ia meriwayatkan Hadis dari Nabi dan yang meriwayatkan darinya adalah Anbasah bin Sa’id bin Abi Iyash.
2. Barkah binti Tsa’labah. Ia meriwayatkan Hadis dari Nabi dan rowi yang meriwayatkan darinya adalah Hansy bin Abdullah.
3. Salma Maulah al-Nabi. Ia meriwayatkan Hadis dari Nabi dan Fatimah az-Zahra, sedang rawi yang meriwayatkan darinya adalah: AbuYazid, Ayyub bin Thalib bin Shafwan, Utsman bin Abi Saudah, dan lain-lainnya.
Pada zaman tabi’in (periode sesudah para sahabat) terdapat juga para ahli Hadis dan rawi Hadis, seperti Fatimah binti Ali Mundzir, Karimah al-Marwaziyah, Aisyah binti Sa’ad bin Abi Waqash, Aisyah binti Quddah bin Maz’un, Hafshah binti Abdir rahman bin Abi Bakr, Shafiyah binti Syaibah bin Utsman, Zainab binti Muhajir Ali Masyah, Kabsyah binti Ka’ab bin Malik, Ummu Hasan Basri, Hafshah binti Anas bin Malik, dan lain-lain.
Melihat kiprah rawi perempuan di atas, membuktikan bahwa perempuan-perempuan pada masa awal kemunculan Islam sangat berperan dan berdaya. Namun patut disayangkan kiprahnya dalam hal ini pun tidak berimbang, bahkan menghilang. Ironisnya, keadaan tersebut seiring dengan kejayaan umat Islam, baik pada masa Umayyah maupun Abbasiyah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar