Kamis, 25 September 2008

Muhasabah Cinta(ku)

Rasanya baru kali ini aku mendengar nasyid yang membuatku benar-benar merinding. Lirik lagu dan aransemennya begitu menyatu yang menjadikanku bergetar hebat. Tapi, entahlah apa karena nasyid itu atau karena klop dengan permasalahan yang sedang aku hadapi saat ini.

Yang jelas nasyid itu benar-benar menyentuh, menohok ketidakawarasanku, dan membangkitkan aku untuk bermuhasabah diri. Nasyid tersebut berjudul Muhasabah Cinta.

Ya, sebuah introspeksi diri berdasar cinta. Cinta akan Tuhan yang telah tertutup oleh ego, cinta akan Tuhan yang membuat bersyukur seorang hamba atas karunia hidupnya. Ya, amor vincit omnia, cinta akan mengalahkan segalanya.
Mari kita simak lirik-liriknya di bawah ini:


Wahai... Pemilik nyawaku Betapa lemah diriku ini
Berat ujian dariMu
Kupasrahkan semua padaMu

Tuhan... Baru ku sadar
Indah nikmat sehat itu

Tak pandai aku bersyukur
Kini kuharapkan cintaMu

Reff. :
Kata-kata cinta terucap indah
Mengalir berzikir di kidung doaku
Sakit yang kurasa biar jadi penawar dosaku
Butir-butir cinta air mataku
Teringat semua yang Kau beri untukku

Ampuni khilaf dan salah selama ini Ya ilahi....
Muhasabah cintaku...

Tuhan...
Kuatkan aku

Lindungiku dari putus asa
Jika ku harus mati
Pertemukan aku denganMu

Aku bersyukur pada bulan ini, bulan yang penuh berkah dan ampunan, noda hitam yang menempel dalam diriku terkuak dan lepas dariku. Dan aku menduga lewat dua "tangan"-Nya lah Allah mengubahku: Pertama, nasyid tersebut, kedua, seseorang yang berhasil membuka aibku. Mungkin inilah takdir yang harus kuterima lewat dua hal tersebut. Di bulan ini, mungkin Allah berkehendak diriku bersih menjalankan ibadah puasa ini. Salah satu caranya adalah membersihkan noda tersebut. Kuucapkan terima kasih kepada nasyid dan seseorang tersebut. Aku akan selalu berdoa untuk kalian berdua. Forever. Insya Allah.
# # #

Muhasabah Cinta (1)
Ya Allah apa sesungguhnya yang aku cari dalam hidup ini? Mengapa aku seperti ini? Apa sebenarnya yang aku butuhkan? Sungguh, masih panjang tanda tanya yang ingin kuutarakan pada diriku sendiri. Bukan tanpa sebab aku utarakan pertanyaan-pertanyaan di atas. Karena tiba-tiba saja aku mendapatkan diriku menjadi setitik noda hitam. Hieekks.. sungguh menyedihkan. Bulan ramadhan ini terbuka sudah tabir kepalsuan yang melekat dalam jiwaku. Kebaikan-kebaikan yang kuanyam hari demi hari berubah menjadi noda. Entah, harus bagaimana kuperbaiki semua itu. Aku memang khilaf. Aku memang lemah.

Selain hal di atas, ada juga permasalahan yang tak kalah penting. Ini sebuah gejala yang buruk yang harus segera kuatasi. Semenjak studiku selesai orientasi hidupku benar-benar angin-anginan, yang sebenarnya cenderung merusak diriku sendiri secara perlahan. Aku sering terobsesi oleh hal-hal yang belum aku miliki. Aku ingin punya laptop agar aku bisa menulis dimana saja dan bisa akses internet gratis di kampus. Aku ingin punya rental komputer, rumah di daerah persawahan yang menyuguhkan suasana indah dan damai. Aku ingin sekali berpenghasilan 10 juta perbulan, ingin punya motor dan mobil, ingin punya kamera digital, MP3. Aku ingin membantu usaha kedua orangtuaku, membantu kedua adikku, dan seterusnya. Tapi, di antara sederet keinginan itu, nampaknya keinginan segi materilah yang mendominasi.

Ya Allah, aku ternyata diperbudak oleh benda-benda dengan dunia yang fana ini. Semua keinginan itu benar-benar telah mengalir dalam darahku. Sebagai anak sulung, tentu aku harus menjadi kakak yang baik dari segi apa pun, terutama finansial. Dan pertama-tama adalah aku harus kaya dulu agar bisa membantu semuanya. Tapi dengan begitu ternyata aku tidak peka dengan karunia Allah. Aku hanya mementingkan kebutuhan hidupku sendiri. Dan tidak pernah melihat keadaan yang lebih rendah dari aku. Masih banyak orang-orang yang menderita karena ketiadaan finansial. Astaghfirullah.. Ya, semua itu karena aku lebih mencintai dunia ini, orientasi hidupku hanya sebatas dunia saja. Padahal akhirat lebih kekal dibanding dunia.

Tak ada cara lain, aku harus mengubah itu semua. Aku harus merasa cukup dengan apa yang aku punya sekarang ini. Bolehlah aku mengejar impian dunia itu, tapi tanpa melupakan akhirat. Aku tak boleh ngoyo, harus melihat di sekelingingku. Segala puji hanya bagi-Mu ya Allah...
# # #

Muhasabah Cinta (2)
Pada intinya semua orang dengan apa yang dilakukannya adalah mencari kebahagiaan. Kebahagiaan dengan berbagai bentuk dan upayanya dengan berbagai cara. Di bawah ini ada beberapa frasa yang pernah kudengar, tapi entah darimana, kapan, dan siapa aku tidak tahu. Begini bunyinya:

Kita susah payah, banting tulang siang malam bekerja mencari uang, yang kita cari adalah kebahagiaan. Kita jauh-jauh rekreasi ke Bali, Hawai, Paris, atau Roma, yang kita cari adalah kebahagiaan. Kita sekolah tinggi, belajar hingga larut malam, berprestasi, yang kita cari adalah penghargaan—yang ujung-ujungnya adalah juga kebahagiaan. Kita mencapai jabatan, pun sesungguhnya yang kita cari adalah kebahagiaan. Kita membeli rumah mewah di tengah taman yang asri dengan anek bunga, yang kita cari sesungguhnya adalah kebahagiaan. Kita membeli mobil mewan nan nyaman, yang kita cari adalah kebahagiaan.

Terus, seperti apa sih sebenarnya kebahagiaan itu?

Aku sendiri, aku ingin belajar bahagia saat aku memberi dengan tanpa pamrih. Aku ingin meraih kebahagiaan dalam bentuk apa pun (yang diridhoi Allah) saat ini juga. Sebagaimana dalam film Dead Poet Society dikatakan, "Carpe diem, quam minimum ncredula postero" (Raihlah hari ini dan jangan menaruh kepercayaan pada hari esok--untuk kebahagiaan).
# # #

Muhasabah Cinta (3)
Ya Allah, ajari aku berdoa dengan baik. Ya Allah, aku tidak ingin berdoa sebagai sekadar ucapan lidah yang keluar tidak dari hati. Aku ingin berdoa dengan pujian-pujian yang adalah milik-Mu jua. Ya Allah, berilah aku cahaya ke dalam jiwaku yang kelam, pikiranku yang kusut perasaanku yang galau, langkahku yang ragu, sikapku yang gamang. Ya Allah, tegak dan berdirikan aku di atas landasan-Mu. Berilah aku hidup dari Hayat-Mu. Berilah aku kesanggupan berjalan dengan kaki-Mu, berbicara dengan lidah-Mu, berpikir dengan kecerdasan-Mu, bertindak dengan iradah-Mu. Ya Allah, matikan aku di dalam hidup-Mu saja. Ya Allah, kondisikanlah diriku agar selalu memuji-Mu dan senantiasa berada di dalam kebaikan dan kasih sayang-Mu. Allahumma amin.

5 komentar:

Unknown mengatakan...

duh...mau ngasih komentar aja aku juga merinding, gimana ini. dah jauh tasanya jidat ini dari pusara cinta-Nya. udah mental rasanya hati ini dari tarikan kasih sayang-Nya. refleksi cinta, muhasabah cinta, kalkulasi cinta, kalkolator cinta, katik-katik cinta, oh Tuhan...!

eklektikjayus mengatakan...

Subhanallah...
Innaalillaah wa inna ilahi raji'un,
Segala hal hanya milik-Nya, dan semua akan berpulang kepada-Nya.
semakin kita mendekat kepada-Nya semakin kita terlena untuk selalu rindu kepada-Nya. skenario yang dibuat-Nya tiada yang bisa menandingi.

royan mengatakan...

selamat...
d bulan yang barokah ini kamu mendapat hidayah dariNya.
aku yang baca aj jg tersentuh oleh tulisan mu.
Ingat bahwa Iman itu selalu naik turun . So jaga dan kondisikan ap yang kamu miliki sekarang hingga akhir hidupmu.

Anonim mengatakan...

Amiin......
Moga Allah sentiasa merahmati kamu..
Moga hatimu ikhlas selalu...

dan

moga menjadi lelaki soleh

rosesatellite mengatakan...

salam..

Moga Allah swt beri saudara kekuatan untuk terus menulis dengan idea yang meneguhkan cinta kepadaNya..sungguh bermanfaat buat diri saya..moga kita selamat bertemu denganNya pemilik nyawa kita ini..

Jazakallah..