Sabtu, 06 September 2008

Ahmad Amin dan Husain Haikal (Pemikiran Tentang Hadis)

Lahir di Kairo, pada 1878 dan meninggal pada 30 Mei 1954. Pernah menjadi Guru Besar di Universitas Kairo pada 1934-1941. Dia dikenal sebagai sejawaran Islam. Adapun karya-karyanya: Fajrul Islam, Duhal Islam, Zuhrul Islam, dll.
Amin menganggap pemalsuan Hadis telah terjadi semenjak Rasul masih hidup. Berdasarkan hadis من كذب علي متعمد فليتبوء مقعده من النار.

Amin tak percaya kalau semua para sahabat bersifat 'adil. Alasannya: di antara para sahabat saja sering terjadi kritik-mengkritik. Thalhah, Zubair, Aisyah Vs. Ali, Muwaiyah dan Amr bin Ash Vs. sahabat lain. Juga ditambah dengan adanya al-fitnah al-kubra I (pasca kematian Utsman) dan al-fitnah al-kubra II (pasca kematian Ali).

Dari peristiwa tersebut para sahabat tidak netral lagi. Terjadi blok-blok dan perang mengeluarkan hadis sesuai kepentingannya masing-masing, dan menyerang yang lain. Generasi pasca tabi'in hingga sekarang yang mengkultuskan bahwa para sahabat 'adil semua.

Amin memperkuat dengan alasan lainnya: Ibnu Abbas menolak hadis Abu Hurairoh yang berbunyi 'Barangsiapa membawa mait, maka berwudhulah'.
Aisyah juga menolak hadis Abu Hurairoh berbunyi 'barangsiapa bangun dari tidurnya maka basuhlah tangannya'.

Husain Haikal
Lahir di Kairo, pada 30 Agustus 1888. Kuliah di Prancis hingga jenjang doktoral pada 1912. Dia mengambil jurusan Hukum.

Karirnya sebagai pengacara dan pengajar di Sekolah Tinggi Hukum Kairo. Pernah menjadi Menteri Negara Urusan Dalam Negeri. Dia juga pernah menulis novel Zainab yang terkenal, tentang kehidupan petani di mesir.

Karya-karyanya yang terkenal adalah: Hayat Muhammad saw, Zainab, al-Iman wal Ma'rifah wal Falsafah.

Husain Haikal lebih perhatian pada matan hadis ketimbang sanad hadis. Dia adalah pengikut Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha.

Haikal tidak percaya dengan hadis-hadis yang tidak masuk akal. Dia juga sangat kritis terhadap hadis-hadis Isra' Mi'raj. Dia mengutip beberapa hadis yang dianggapnya shahih secara matan, meski sanadnya lemah.

Seperti matan dari riwayat Aisyah, Ummu Hani, dan Muawiyah adalah shahih walau sanadnya lemah. Karena semua matannya sesuai dengan Alquran: al-Isra: 60, al-Kahfi: 110, an-Nisa: 68.

Tidak ada komentar: