Senin, 15 September 2008

Karakter Orang Takwa


Tulisan ini adalah bahan ceramah (yang belum saya kembangkan lebih jauh lagi)
---------------------------------
Di dalam surat al-Baqarah telah diceritakan tentang adanya tiga kelompok manusia. Pertama, kelompok yang menerima seluruh ajaran Allah Swt secara mutlak, mereka disebut al-Muttaqin (orang-orang yang bertakwa). Kedua, kelompok yang menolak ajaran Allah Swt secara mutlak pula.

Ketiga, kelompok yang memiliki dua kepribadian. Pribadi kesatu adalah pribadi Islam, dan pribadi kedua ialah pribadi yang memusuhi Islam.

Golongan al-Muttaqin menerima Islam dalam hal apa pun. Mereka mengamalkannya secara kaffah (keseluruhan) dalam kehidupan sehari-harinya. Adapun tanda-tanda golongan al-Muttaqin ialah 1) iman pada yang ghaib, 2) beribadah pada Allah Swt, 3) menghormati sesama manusia, 4) percaya segala sesuatu yang diturunkan pada Rosulullah Saw dan Nabi-Nabi sebelumnya, 5) iman pada hari kiamat.

Jika tidak mempercayai satu hal saja di antara yang lima tersebut, maka tak bisa disebut orang takwa. Dengan mengamalkan kelima hal tersebut, maka sikapnya pun akan berbeda dengan dua golongan lainnya yang disebut di atas. Nampaknya sangat relevan dengan keadaan sekarang tentang kelima hal tersebut. Adalah terutama yang keempat, jika ia mengamalkannya maka sikapnya tersebut akan menghormati agama lainnya. Karena atas dasar mempercayai ajaran-ajaran para nabi sebelum Rosulullah Saw. Hal ini dipertegas lagi dengan ayat-ayat surat al baqarah yang berisi mengimani ajaran para nabi terdahulu.

Terakhir, saya kutip perkataannya Kang Jalal, bahwa, “orang takwa yang sejati ialah orang yang tidak pernah menggunakan agama untuk menjadi sebab perpecahan dan kemunafikan. Orang takwa adalah orang yang toleran pada orang seagama dan toleran pada pemeluk agama lain”.

Hidup orang takwa akan senantiasa menjaga dan membekali dirinya dengan hal-hal positif, karena percaya dengan adanya hari perhitungan. Hidupnya akan teratur dan tak mengikuti hawa nafsunya.

1 komentar:

Fitria Zulfa mengatakan...

Hm..semar. Sebenarnya dalam tokoh semar itu ada filosofi yang bagus, tapi sayangnya saya kurang tahu he..he..

Yang jelas tokoh semar dalam pewayangan itu biasanya munculnya selalu tengah malam, yaitu saat di mana banyak orang sedang terlelap.

Kenapa begitu? Yang jelas ada filosofinya. Tapi sekali lagi saya kurang tahu. Kalau dikira-kira ya..tokoh semar itu.. suka qiyamul lail he..he..