Senin, 19 Januari 2009

Harry Potter Menjadi CEO

Resensi ini dimuat di Koran Jakarta pada 8 Januari 2009
------------------

Judul: Harry Potter is Back, And Now he’s the CEO of the General Electric
Penulis: Tom Morris
Penerbit: Quacana,
Cetakan: I, November 2008
Halaman: 406 halaman
---------------------

Harry Potter selebritas dalam dunia sihir, masih terus booming dalam kiprahnya membangun hikmah dan kearifan hidup para pembacanya. Tom Morris satu dari sekian banyak pembaca karya-karya Rowling yang berhasil mengeksplorasi pesona sihir Harry Potter menjadi sebuah karya nyata yang menginspirasi semua kalangan pembacanya.

Di tangan Morris kisah Harry Potter belum berhenti. Petualangan-petualangannya di sekolah Hogwarts--setelah ia berhasil menundukkan Voldemort--telah mengantarkannya menjadi CEO General Electric, sebuah perusahaan besar kelas dunia. Penulis buku ini begitu yakin Harry Potter telah dipersiapkan menjadi “pemain bintang” dalam dunia bisnis, juga menjadi pemimpin muda yang sangat mengesankan. Apa kira-kira yang akan dilakukan Harry sebagai pemimpin perusahaan? Apa kiat-kiat bisnis, manajemen, dan kepemimpinan yang bisa diambil dari Harry Potter? Di buku inilah jawabannya akan ditemukan.

Apa yang dituturkan dalam kisah-kisah Harry Potter menurut Morris adalah kebaikan-kebaikan yang selalu menyebar tepat di pusat kehidupan beretika. Dan dari pengamatannya, ia tercengang, lantaran menemukan banyak pelajaran berharga dan ajaran-ajaran filosofis dalam karya-karya Rowling yang menjadi modal dasar kepemimpinan. Bagaimana Dumbledore telah mengilhami Harry rasa percaya diri, karakter, semangat dan keteguhan dalam kemandiriannya, sehingga ia dapat mengatur dan memimpin perlawanan tanpa henti terhadap kekuatan jahat yang muncul sepanjang cerita.

Di balik jubah sihirnya, justru kisah-kisah Harry Potter ingin menunjukkan bahwa bukan sihir yang memberi kesuksesan dalam meraih impian, karena kita tahu kebanyakan dari kita tidak memiliki perangkat-perangkat sihir itu. Akan tetapi kearifan-kearifan yang terpancar di dalamnya sangat tepat untuk diaplikasikan pada tantangan-tantangan bisnis sekarang ini. Kita bisa melihat banyak petunjuk mengenai kebaikan-kebaikan, keberanian, etika, dan sifat-sifat kepemimpinan yang penuh integritas, yang banyak tersebar dalam kisah-kisah Harry Potter.

Sifat yang penting dalam dunia bisnis, sebagaimana ditulis Morris, adalah keberanian. Keberanian untuk mengambil resiko, juga seperangkat keberanian lainnya; mengatakan kebenaran dan bertingkah laku sesuai prinsip tanpa terpengaruh oleh orang lain. Harry sering terlihat bersedia menghadapi bahaya besar untuk menyelamatkan temannya. Harry mengerti apa yang sedang dihadapi dan bersedia melawannya karena sesuatu yang dia junjung tinggi. Inilah yang harus dijadikan tauladan seorang pelaku bisnis, CEO, dan pemimpin-pemimpin yang berada pada garda depan. Dalam hal ini tentunya termasuk berani untuk dapat menampilkan kenyataan yang benar, bukan hanya berlindung di balik penciptaan kesan yang benar.

Menjadi pribadi yang hebat, merupakan komitmen yang harus dipegang oleh seorang pemimpin. Hebat yang mengacu kepada persaingan untuk menjadi yang terbaik. Membangun kepercayaan melalui kasih sayang, kemanusiaan, dan cinta. Jeft Immelt, CEO perusahaan besar kelas dunia menawarkan lima buah saran yang ia sebut sebagai “lima buah nilai yang dijunjung tinggi”, yaitu: Berkomitmen kepada apa yang harus dipelajari; bekerja keras dengan rasa kasih sayang dan keberanian; jadilah si pemberi; anda harus memiliki kepercayaan diri; terakhir, jadilah orang yang optimistik.

Buku ini sangat berguna untuk semua orang yang ingin menemukan sedikit keajaiban dalam bisnis dan kehidupan. Jika Harry Potter dewasa yang matang memimpin General Electric, atau organisasi lain dalam dunia bisnis, pemerintahan, atau pelayanan masyarakat, sang penulis yakin kita akan melihat sebentuk kepemimpinan yang didasarkan pada sifat-sifat baik, yang tindakannya berani secara etis, dan dimotivasi serta diarahkan oleh cinta.

4 komentar:

Fitria Zulfa mengatakan...

Mas, nama korannya apa? biar saya cari buat dikliping he2

Yang terbaru (The face of another)semoga dimuat lagi.
Bagus! Saya sudah baca.

Anonim mengatakan...

mas Iqbal, saya juga pengen belajar merensi nih dan untung kalau bisa dimuat di koran. em..., kira-kira bagaiaman kiat-kiat sukses dalam meresensi ya

M.Iqbal Dawami mengatakan...

Yang benar saja Randi mo bljr resensi ke saya. Randi sudah tentu lebih tahu dari saya.Tapi baiklah saya kasih tahu tips2 versi saya:
1. Membaca bukunya sambil ditandai pake pensil (ini memudahkan utk "mengikat makna"-nya.
2. Apa kira2 hal penting yg ingin kita jadikan tema besarnya. Cari jg bacaan lainnya utk memperkaya wawasan.
3. Setelah itu baru menuliskannya. jangan lupa mengeditnya (membaca ulang)min 3 kali.
4.Kalau sudah jadi kirim ke media cetak dan milis perbukuan.Insya Allah akan ada yang dimuat, minimal (wlw gk dimuat)ada penerbit yang mo mengirimkan bukunya kpd Randi utk diresensi.Gratisssss!!!

Randi Kurniawan mengatakan...

Terima kasih, mas Iqbal.