Selasa, 22 Mei 2012

Renungan Malam (22 April 2012)

# Menulis itu memang menuntut kejujuran sejak dalam pikiran. Jika tidak, maka ia akan gelisah saat menggarapnya. Naskahnya pun tidak dibanggakan. Oleh karena itu, menulislah secara jujur. Misalnya, ia jujur kalau ia mengutip kalimatnya dari sesuatu, bahwa itu bukan hasil dari pikirannya sendiri. Dengan begitu ia akan tenang pada saat menggarapnya.

# Menjadi seorang penulis tidaklah mudah. Satu-satunya yang harus ditaklukkan adalah dirinya sendiri. Satu sisi ia harus melawan kemalasan, sisi lain ia harus menjaga kedisiplinan. Ia harus membaca, merenung, dan lalu menuliskannya.  

# Persoalan orang tidak bisa menulis bukan soal ‘tidak tahu cara menulis’, tetapi pada persoalan tidak bisa menyempatkan waktu untuk menulis. Tidak ada waktu yang tepat untuk menulis. Akan selalu ada gangguan dan alasan baik logis maupun tidak pada saat anda merencanakan “waktu” untuk menulis. Satu-satunya yang bisa menjamin bahwa anda bisa menulis adalah sekarang juga, tuliskan segera apa yang menjadi buah pikiran dan perasaan anda.

# Kegagalan menulis itu mirip dengan saat anda ingin berwirausaha, yakni mempunyai banyak alasan untuk menggagalkannya. Jika dalam bisnis alasannya adalah modal, sedang dalam menulis adalah waktu. Saat modal belum ada, maka ia tidak akan berwirausaha. Saat waktu (menulis tidak ada) maka ia tidak akan menulis.

Tidak ada komentar: