Alhamdulillah semenjak akun fb-ku kunonaktifkan aku bisa menulis lebih banyak lagi, terutama menulis di blog lagi. Tentu ini adalah hal positif, meski konsekuensinya aku tidak lagi berkomunikasi dengan banyak orang di fb dari pelbagai daerah. Ah, tak mengapa, karena lebih banyak "mudarat"-nya ketimbang manfaatnya. Mudarat yang kumaksud adalah banyak sekali waktu yang kubuang secara cuma-cuma. Ada waktu yang mestinya kuisi dengan menulis resensi eh malah dibuat fesbukan.
Tentu itu sebuah kerugian bagiku. Dan itu membuatku tidak produktif. Dan itu membuatku makin ketinggalan dari orang-orang yang sama-sama mengejar mimpi seperti aku. Maka menghentikan (sementara) akun fesbukku adalah langkah positif, karena senyatanya membuatku produktif. Anda tak harus mengikuti jejakku ini karena ini hanya usaha pribadiku saja, yang bisa jadi tidak akan sesuai dengan anda. Tapi kalau mau mengikuti langkahku ini tidak mengapa, haha.
Jika ditilik ke belakang, di mana saat aku belum punya akun fesbuk, aku lumayan produktif menulis. Paling tidak aku bisa membuat 4 resensi dan tulisan-tulisan lainnya. Tapi setelah mempunyai fb, produktifitasku mulai turun, meski tidak drastis. Sedikit demi sedikit waktu kreativitasku mulai tergerus oleh fesbuk ini. Waktu itu aku belum pasang internet di komputerku. Bukannya belum tapi memang belum "zaman"nya modem-modeman.
Jadi waktu itu kalau ngirim tulisan aku harus ke warnet. Dan di warnet aku cuma kirim tulisan saja, dan sedikit googling bahan tulisan. Jadi waktunya pun cuma sebentar, kadang 5 menit, 10 menit, 30 menit, atau maksimalnya 1 jam. Tapi coba lihat setelah aku punya akun fb, hampir tidak pernah aku di warnet cuma sebentar, minimalnya 1 jam. Dan itu cuma untuk fesbukan saja tidak dengan yang lainnya. Semenjak fesbukan juga aku jadi jarang googling. Internet itu seolah-olah hanya fesbuk semata—sangat identik.
Tapi tentu fesbuk ada manfaatnya juga dong. Sungguh tidak fair kalau aku mengatakan fesbuk murni mudarat. Karena kenyataannya aku banyak mendapat pengetahuan dan informasi dari fesbuk. Dan yang lebih penting aku juga mendapat kenalan dengan para penulis, penerbit, pembaca bukuku, dan yang lainnya. Bahkan terkadang aku mendapat rezeki juga dari sana, seperti ada yang beli bukuku langsung dariku. Jadi sekali lagi fesbuk sungguh berjasa bagiku.
Sebetulnya bisa saja aku tetap mengaktifkan akun fesbukku, tapi masalahnya aku belum bisa mengendalikan fesbuk tersebut, malah aku yang dikendalikan olehnya. Aku seperti kecanduan, sehari saja tidak fesbukan seperti ada yang kurang, ada yang belum terpenuhi. Bukankah itu berbahaya? Aku seperti diperbudak olehnya. Maka dari itulah aku memutuskan untuk menon-aktifkan sementara akun fesbukku. Entah sampai kapan. Aku harus melepas ketergantungan dari fb.
Sejauh ini sudah dua orang yang bertanya soal fesbukku. Hehe. Sorry deh kawan-kawan jika aku sudah tidak berkomunikasi lagi via fb. Tapi kan masih ada media lain untuk melakukan komunikasi? Aku merasa fb hanya sebagai ajang narsis aku saja ketimbang silaturahmi. Buat status dan upload foto hanya sekadar ingin dibaca orang lain. Seolah aku ingin diperhatikan. Fesbuk membuatku kehilangan kemisterianku, hehe.
Yogyakarta, 3 Desember 2011
1 komentar:
keren, like this
saya salut sama agan.
semoga dalam waktu dekat saya bisa menutup akun fesbuk saya.
salut....
keep posting and happy blogging
Posting Komentar