Jumat, 26 November 2010

Bahagiakah dengan Pekerjaan Anda?

“Setelah gak kerja di situ lagi, terus kerjamu apa sekarang?” tanya aku, kepada seorang kawan.

Dia menjawab, “Aku kerja freelance. Dan, aku sangat bahagia dengan pekerjaanku ini.”

Amboi. Indah sekali aku mendengar jawaban dari seorang kawan itu. Betapa nikmatnya kerja yang dikerjakan penuh dengan rasa bahagia itu.

Betapa sering aku mendengar orang-orang “mengeluh” dengan pekerjaannya. Terkesan tidak bahagia. Mereka bekerja hanya sebatas mencari uang. Soal nikmat atau tidak dengan apa yang dikerjakannya, itu lain hal. Oleh karena itu, mereka ingin segera menyelesaikan pekerjaannya, ingin segera habis jadwal jam kerjanya, ingin segera datang hari libur, membenci hari senin, mengawali hari dengan menggerutu, dan seterusnya, dan seterusnya.

Walhasil, mereka tidak sungguh-sungguh dalam bekerja. Mereka sering korupsi waktu; datang terlambat, pulang cepat, tugas pekerjaannya sering molor alias tidak tepat waktu. Mereka bekerja lantaran terpaksa. Itulah saya kira gambaran orang yang bekerja dengan perasaan tidak bahagia. Mereka bekerja hanya sebatas menjalankan kewajiban, meski kewajibannya sering kali dikorup. Namun, parahnya lagi, mereka sangat “melek” terhadap uang. Sensitif sekali dengan rupiah. Salah satunya, ingin meraih uang dengan jumlah yang banyak.

Namun, harus juga disadari bahwa antara pekerjaan kita dengan “pekerjaan” yang kita senangi sering kali menjadi dua hal yang berbeda. Kita bekerja, baik bekerja pada orang lain, maupun bekerja yang dikelola sendiri, selalu mendapatkan bayaran (berupa uang). Tapi, apa yang kita lakukan dengan penuh kesenangan tidak mesti menghasilkan uang. Dua hal inilah yang sering kali kita alami. Itu menjadi sebuah dilema. Meski pada akhirnya kita sering kali lebih memilih bekerja (yang menghasilkan uang) ketimbang “bekerja” dengan yang kita senangi (yang tidak mesti menghasilkan uang).

Jadi, alangkah bahagianya orang yang bisa menggabungkan di antara dua hal itu, di mana pekerjaan yang dia senangi ada yang membayarnya. Pekerjaannya tidak menjadi sebuah “penderitaan” atau “keterpaksaan”, tetapi kebahagiaan. Bahagialah orang yang menikmati pekerjaannya.

Jogjakarta, Jumat, 26 November 2010, Pkl. 07.00.

Tidak ada komentar: