Di bulan Ramadhan kemarin aku mengikuti sebuah seminar perihal bisnis berbasis internet di toko buku Gramedia. Sungguh menarik. Pembicaranya adalah mas Hengki Ferdianto, sarjana kedokteran UGM yang kini bekerja sebagai asisten dokter di Rumah Sakit Sardjito. Acara tersebut dimulai siang hari hingga menjelang buka puasa.
Mas Hengki bercerita bahwa tentang sebuah analogi pentingnya berbisnis internet saat ini.
Alkisah, ada sebuah desa di Italia mempekerjakan dua pemuda untuk membawa air dari sungai ke sebuah penampungan air di tengah desa. Pekerjaan itu dipercayakan kepada Pablo dan Bruno. Keduanya masing-masing membawa 2 buah ember dan segera menuju sungai. Menjelang sore hari, keduanya telah mengisi penampungan air sampai mencapai sisi-sisi permukaannya. Kepala Desa menggaji mereka masing-masing berdasarkan jumlah ember air yang mereka bawa.
Suatu hari punggung Pablo nyeri dan kedua telapak tangannya lecet-lecet akibat ia membawa 2 buah ember yang berat. Ia tidak lagi nyaman bekerja. Oleh karena itu, ia berpikir keras mencari akal bagaimana caranya membawa air dari sungai ke desanya.
“Bruno, saya punya rencana, daripada kita mondar-mandir membawa ember hanya untuk mendapatkan beberapa penny per hari, mengapa tidak sekalian kita membuat sebuah saluran pipa dari sungai ke desa kita?” ujar Pablo.
“Saluran pipa! Ide apaan itu? kita kan sudah mempunyai pekerjaan yang sangat bagus, Pablo. Saya bisa membawa 100 ember sehari. Dengan upah 1 penny per ember, berarti penghasilan kita bisa 1 dolar per hari! Saya akan menjadi orang kaya!” jawab Bruno.
Walau tidak didukung oleh temannya, Pablo tetap menjalankan idenya sendirian. Ia memutuskan untuk bekerja paruh waktu. Ia tetap bekerja mengangkut ember-ember air. Ia meluangkan separuh waktunya serta akhir minggu untuk membangun saluran pipanya. Dari awal, ia sudah menyadari bahwa akan sangat sulit baginya untuk menggali saluran di tanah yang mengandung batu karang. Ia pun menyadari, lantaran upahnya berdasarkan jumlah ember yang diangkutnya, maka penghasilannya pun otomatis menurun.
Pablo paham benar bahwa ia membutuhkan waktu 1 tahun atau bahkan 2 tahun, sebelum saluran pipanya bisa menghasilkan seseuatu yang berarti. Namun, ia yakin akan impian dan cita-citanya. Oleh karena itu, ia terus giat bekerja. Bruno dan orang-orang desa mulai mengejek Pablo. Mereka menyebutnya “Pablo si manusia saluran pipa”. Bruno yang berpenghasilan hamper 2 kali lipat daripada Pablo terus membangga-banggakan barang baru yang telah berhasil dibelinya. Orang-orang desa menyebutnya “Mr.Bruno”. Mereka selalu menyambutnya kalau dia mentraktir mereka minum di bar dan ikut tertawa-tawa saat ia menceritakan lelucon-leluconnya.
Sementara Bruno berbaring santai di jaring gantungan pada sore hari di akhir minggu, Pablo terus menggali saluran pipanya. Pada bulan-bulan pertamanya, Pablo memang tidak bisa menunjukkan hasil usahanya. Pekerjaannya memang sangat berat, bahkan lebih berat daripada pekerjaan Bruno karena Pablo pun harus bekerja pada malam hari, demikian pula di akhir minggu.
Hari berganti bulan. Pada suatu hari, Pablo menyadari bahwa saluran pipanya sudah setengah jadi. Berarti dia hanya perlu berjalan setengahnya dari jarak yang biasa ditempuh untuk mengisi ember-embernya. Kemudian, ia menggunakan waktu yang tersisa untuk menyelesaikan saluran pipanya. Saat-saat penyelesaian sluran pipanya pun semakin mendekat.
Saat beristirahat, Pablo menyaksikan sahabatnya Bruno yang terus mengangkut ember-ember. Bahu Bruno tampak semakin lama semakin membungkuk. Dia menyeringai kesakitan, langkahnya semakin lamban akibat kerja keras setiap hari. Bruno merasa sedih dan kecewa karena ia menyadari bahwa ia “ditakdirkan” untuk terus mengangkut ember-ember setiap hari sepanjang hidupnya.
Akhirnya, saat bahagia Pablo pun tiba. Saluran pipanya sudah rampung. Orang-orang desa berkumpul saat air mulai mengalir dari saluran pipanya menuju ke penampungan air di desanya. Sekarang, desa sudah bisa mendapat pasokan air bersih secara tetap. Bahkan orang-orang yang semula tinggal di sekeliling desa sengaja pindah ke sana. Desa itu pun kemudian terus tumbuh dan semakin makmur. Setelah saluran pipa selesai, Pablo sudah tidak perlu membawa-bawa ember. Airnya akan terus mengalir, baik saat ia sedang bekerja maupun tidak. Air mengalir di akhir minggu ketika ia asyik bermain.
Semakin banyak air yang mengalir ke desa, semakin banyak pula uang yang mengalir ke kantong Pablo. Pablo yang tadinya terkenal dengan julukan “si manusia pipa”, sekarang menjadi lebih lebih terkenal dengan sebutan “si manusia ajaib”. Saat itu ia berencanan membangun saluran pipa di seluruh dunia.
Itulah analogi yang jitu akan dahsyatnya internet. Sarana internet merupakan terobosan dalam bidang tekonologi dan bisnis.
Selain analogi di atas, ada delapan alasan yang perlu anda ketahui letak pentingnya berbisnis internet:
Pertama, peningkatan pemakai dan pelanggan internet yang signifikan
Kedua, bisnis berbasis internet tidak dibatasi oleh ruang dan wilayah
Ketiga, modal yang diperlukan kecil
Keempat, bisnis berbasis internet bisa berlangsung 24 jam
Kelima, bisnis internet bisa berjalan secara otomatis
Keenam, tidak membutuhkan ruang kantor, tetapi jika memerlukan, kantor pun tidak harus luas
Ketujuh, anda bisa menjadi bos bagi diri sendiri
Kedelapan, bisnis internet tidak dipengaruhi oleh cuaca, kemacetan lalu lintas, dan hambatan lainnya.
Dalam bukunya dipaparkan secara gamblang kedelapan poin di atas. Buku ini juga dilengkapi dengan bagaimana cara mempromosikan website bisnis kita, mulai dari email hingga mempromosikan di google adWords. Selain itu, buku ini pun memberikan fakta para pebisnis internet yang beberapa di antaranya sudah tidak asing lagi di telinga kita, seperti Jerry Yang dan David Filo pemilik Yahoo, dan Jeff Bezos pendiri www.amazon.com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar