Aku lihat demonstrasi dimana-mana. Pusing juga lihatnya. Aku tidak bisa membayangkan jika terjadi chaos, seperti pada zaman orde baru dulu, saat lengsernya Soeharto. Istilah chaos sendiri, populer pas kejadian itu. Sebelumnya aku tidak paham apa itu chaos. Tahunya saos. Mahasiswa dan buruh demo lumayan besar di hari ini. Terutama di Jakarta, yang berpusat di istana presiden dan gedung DPR. Aku lihat yang di depan Gedung DPR, para demonstran begitu banyak. Mereka berhasil menggeser pintu gerbang gedung tersebut, namun tidak sampai masuk, karena masih bisa mengendalikan diri.
BBM per 1 April akan dinaikkan. Itulah penyebab maraknya demonstrasi. Ya, bagi rakyat jelata, BBM naik adalah siksa kubur. Betapa tidak, gara-gara BBM naik, harga sembako akan naik, uang transportasi naik, bahkan semuanya akan naik. Itu sebuah kepastian, karena BBM memengaruhi semua sendi kehidupan. Jadi, tidak hanya situasi politik dan ekonomi yang menyebabkan segalanya naik, tetapi juga BBM yang bisa menggalaukan semua perkara kehidupan.
Alangkah nahasnya menjadi kaum dhuafa. Mereka (termasuk aku) menjadi sasaran empuk korban segala kebijakan pemerintah. Alasan pemerintah menaikkan BBM lantaran minyak mentah dunia naik, dan APBN akan jebol jika tidak dinaikkan. Okelah pemerintah punya alasan seperti itu, tapi apa tidak ada cara lain selain menaikkan BBM? Mungkin pemerintah menjawab, sudah ada cara lain, yakni dengan adanya subsidi, tapi itu belum cukup. Ya, cari cara lainnya dong. Pemerintah sebagai penjamin kemakmuran rakyatnya, harus kreatif lah. Pemerintah harus mencari cara bagaimana BBM tidak naik, bahkan bagaimana bangsa Indonesia tidak tergantung pada minyak dunia. Bukankah sumber daya alam berupa minyak di negara kita ada?
Mestinya kita mampu berpikir kesana. Atau, pemerintah juga bisa berpikir, bagaimana caranya kendaraan tidak memakai bahan bakar bensin dan solar? Dalam arti, pemerintah mencari cara pengganti bahan bakar bensin dan solar dengan bahan dasar lain, yang bisa kita ambil dari sumber daya alam kita ini? Kerahkan ilmuwan-ilmuwan kita untuk memikirkan hal ini. Dahlan Iskan sebetulnya sudah merintis hal ini, yaitu dengan menggagas kendaraan mobil listrik, yang katanya mulai dioperasikan pada tahun 2014. Ah, semoga saja terlaksana hal itu.
Cara berpikir Dahlan seperti itu patut ditiru oleh pejabat lainnya. Bahkan oleh masyarakat juga, dan oleh saya juga. Terobosan-terobosannya dinilai efektif dan terasa bagi masyarakat. Masyarakat juga harus kreatif, yakni mulai meningkatkan pendapatannya, bergaya hidup hemat, dan memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Maaf, itu bukan untuk masyarakat, itu untuk saya. Karena saya tidak tahu untuk masyarakat mana yang saya sarankan kreatif, karena artis pun masyarakat, yang tidak terpengaruh oleh kenaikan BBM.
Ah, saya rindu dengan pemimpin yang kreatif, yang mampu melakukan terobosan-terobosan signifikan, demi kemakmuran rakyatnya. Ibda’ binafsik. Mulailah dari dirimu! Bukankah masing-masing di antara kita adalah pemimpin?